Langsung ke konten utama

KARIA ILMIAH BIDANG MOTORIK HALUS

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

Description: C:\Users\Arifin\Desktop\Universitas-terbuka-logo.jpgUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A
MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI PAUD BINA BANGSA
KECAMATAN MUARA SUGIHAN









Disusun Oleh :
NAMA       : SITI ZULAIKAH
NIM           : 821855942
Kelas          : B

Pembimbing :
MARIA, S.Pd.M.Si
NIP. 19790310 200604 2023

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ PALEMBANG
POKJAR MUARA PADANG
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

            Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah PKP, yaitu pembuatan laporan dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Kelompok A Melalui Kegiatan Mewarnai di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan”.
            Dengan melaksanakan tugas membuat laporan ini, berarti saya sebagai mahasiswa S1. PG PAUD telah mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang memiliki kemampuan professional yang lebih baik sebagai guru. Itu artinya, setelah saya lulus nanti dihaparkan menjadi guru yang memiliki kebiasaan dan kemampuan ilmiah dalam merancang, melaksanakan, menemukan kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
            Penulis menyadari dalam membuat laporan ini masih banyak kekurangan baik secara teoritis maupun akademik. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi untuk meningkatkan dan memperbaiki sebagaimana yang kita harapkan.
            Ucapan terimakasih penulis sampaikan pada Supervisor I, supervisor II, dan penulis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi yang membacanya.

                                                                        Muara Padang, 15 November 2016


                                                                        Penulis









ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan. Kemampuan motorik halus sangat penting untuk mendukung jenjang pendidikan selanjutnya. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa berjumlah 20 anak dengan objek kemampuan motorik halus. Teknik pengumpulan data yang digunakan deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan dengan mencapai indikator keberhasilan dengan kriteria berkembang sangat baik. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yaitu  (1)  satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok terdiri dari 4 – 5 anak. (2) tiap kelompok mendapat 4 – 5 macam warna yang sudah di letak dalam wadah. (3) guru memberi contoh kegiatan mewarnai yang akan dilakukan. (4) menyampaikan aturan yang telah disepakati selama kegiatan mewarnai berlangsung dan (5) gambar yang diwarnai sesuai dengan tema yang sedang berlangsung di sekolah.

Kata kunci : kemampuan, motorik halus, kegiatan mewarnai.











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada tanggal 10 Oktober 2016 penulis melaksanakan tugas praktik pembelajaran melalui kegiatan mewarnai, tepatnya pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan sebagai syarat untuk membuat laporan PKP.
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, ternyata perolehan nilai siswa masih banyak yang kurang. Kemampuan motorik halus pada anak kelompok  A melalui kegiatan mewarnai dari 20 siswa yang mencapai ketentuan belajar hanya 55 % dan yang belum mencapai ketentuan belajar 45%.
Berdasarkan perolehan nilai diatas, kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan perlu diadakan PTK. PTK merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis, refleksi terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh penulis, melalui perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
1.      Identifikasi Masalah
Menurut hasil pengamatan penulis, bahwa penyebab rendahnya hasil kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan adalah sebagai berikut :
a.       Guru kurang memotivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
b.      Metode yang digunakan tidak sesuai.
c.       Siswa tidak diberikan kesempatan untuk bertanya.
2.      Analisis Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah langkah yang harus dilakukan adalah melengkapi kekurangan dan kelemahannya dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran kita dapat berhasil. Misalnya :
a.       Bagaimana cara guru untuk memotivasi siswa agar selalu aktif dan tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran ?
b.      Apakah metode yang digunakan sudah tepat ?
c.       Apakah guru memberikan kesempatan untuk betanya ?
Melihat beberapa pertanyaan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa guru memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina, dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta didik. Untuk mengatasai permasalahan diatas guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, guru harus memiliki dan dapat menggunakan teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep materi yang akan disampaikan.

B.     Rumusan Masalah
Akar atau penyebab masalah merupakan titik tolak dari tindakan perbaikan yang dilakukan oleh guru. Jika penyebabnya tidak ditemukan secara tepat, maka tindakan perbaikan pun tidak akan berhasil dan akhirnya peserta didik tidak berkompeten.
Kita ambil contoh pembelajaran kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan melalui kegiatan mewarnai, pada awalnya (pra siklus) pembelajaran berlangsung menggunakan metode ceramah (model pembelajaran kuno) hasilnya tidak memuaskan, hanya beberapa anak yang dapat mencapai KKM.
Setelah kita menemukan penyebab tidak tercapainya KKM, maka langkah yang tepat adalah mengadakan perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan melalui siklus 1, siklus 2.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa prasiklus, guru harus dapat mencermati dan menelaah pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.      Apakah kegiatan mewarnai dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan  ?

C.    Tujuan Perbaikan
Tujuan ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses dan hasil perbaikan, apakah tindakan perbaikan yang akan kita lakukan berhasil atau ada yang perlu diubah pada pembelajaran berikutnya.
1.      Untuk meningkatkan keaktifan anak dalam mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai.

D.    Manfaat Perbaikan
Penelitian perbaikan pembelajaran mempunyai manfaat yang cukup besar baik bagi guru, bagi siswa maupun bagi sekolah. Mari kita kaji manfaat tersebut satu persatu.
1.      Bagi Guru
Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, dan memberikan informasi tentang penggunaan media pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan melalui kegiatan mewarnai. Guru dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
2.      Bagi Siswa
Untuk meningkatkan pemahaman dan daya serap pada pembelajaran motorik halus pada anak kelompok A melalui kegiatan mewarnai, dengan kata lain memperbaiki belajar siswa.
3.      Bagi Sekolah
Sekolah yang para gurunya terampil melaksanakan PTK, tentu akan memetik hasilnya. Sebagaimana yang diargumentasikan oleh Hargreaves (dalam Hopkins 1993) sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kemampuan Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan oleh otot-otot kecil. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus sehingga membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama (Sujiono, 2014 : 1.14).            

B.     Fungsi Kemampuan Motorik Halus
Motorik halus berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, dan merangkai. (Suyanto, 2005 : 51)

C.    Mewarnai
Mewarnai telah menjadi bagian keterampilan yang sebaiknya dikuasai anak-anak sejak usia dini, karena memahami warna sama pentingnya dengan menguasai berhitung, membaca dan menulis. Dengan mewarnai, anak-anak tidak hanya belajar mengenali warna, namun juga memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri. Untuk menghasilkan pewarnaan yang sempurna, kita harus menguasai teknik dasar mewarnai, yaitu dengan memahami teori warna Brewstes 1831 (Nugraha, 2008 : 35).
Menurut teori Brewster, warna-warna yang terdapat dialam pada dasarnya dikelompokkan menjadi empat kelompok warna, yaitu warna primer, warna skunder, warna tersier dan warna netral yang dapat dijelaskan dalam sebuah lingkaran warna (Nugraha, 2008 : 35).
Mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreatifitas, dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terbentuklah sebuah kreasi seni.



D.    Kegiatan Mewarnai
Kegiatan mewarnai adalah kegiatan yang sangat disukai oleh anak. Pendidik dapat menyiapkan bahan, seperti krayon, cat air, kapur, arang untuk mendukung dua kegiatan tersebut. Dalam memberikan tugas mewarnai yang harus ditekankan oleh pendidik adalah proses pembelajarannya, bukan seberapa rapid an bagus hasil pewarnaannya. Anak cenderung bersifat sangat subjektif atau dengan kata lain, anak akan mewarnai gambar sesuai dengan warnai kesukaan mereka, misalnya mewarnai kursi dengan warna coklat, selain itu motorik halus anak massih dalam proses perkembangan, sangatlah mungkin jika hasil goresan anak masih belum dapat rapi, dan keluar dari garis pembatas gambar (Gunarti, 2015 : 7.10).
E.     Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (wardhani, 2014 : 1.4).

BAB III
RENCANA PERBAIKAN

A.    Subjek Penelitian
1.      Lokasi              : Tempat penelitian pembelajaran pada anak kelompok A di
  PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin    dengan jumlah anak 20 orang.
2.      Waktu             : Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 – 14 Oktober
  2016.
 Pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 – 28 Oktober  2016
3.      Tema               : Pada siklus I menggunakan tema lingkungan (Sekolah)
  Pada siklus II menggunakan tema lingkungan (Rumah)
4.      Kelompok        : Penelitian pembelajaran pada anak kelompok A di PAUD
  Bina Bangsa dengan jumlah siswa 20 orang.
5.      Karakteristik anak        : Pembelajran pada anak kelompok A di PAUD
                                      Bina Bangsa berada pada tahap mengenal fungsi/
                                      kegunaan yang ada didalam sekolah dan didalam
                                      rumah.

Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu Pelaksanaan
Materi Pembelajaran

1

2

Siklus I

Siklus II


10 – 14 Oktober 2016

24 – 28 Oktober 2016

Lingkungan (Sekolah)

Lingkungan (Rumah)


B.     Deskripsi Rencana Tiap Siklus
1.      Rencana
Rencana pembelajaran dilaksanakan melalui PTK, yang dilaksanakan oleh peneliti bekerjasama dengan guru pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa dan diamati oleh supervaisor 2 dan penilai. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus dimana setiap siklus terdiri atas 4 tahap kegiatan yaitu :
a.       Perencanaan
b.      Pelaksanaan
c.       Pengamatan
d.      Refleksi
Tindakan perbaikan ini dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran motorik halus kegiatan mewarnai, segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar atau RPP dipersiapkan dengan matang pada tahapan perencanaan ini.
2.      Pelaksanaan
a.       Pelaksanaan Siklus I
1.      Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I dimulai tanggal 10 Oktober 2016 dengan pokok bahasan lingkungan (Lingkungan Sekolah). Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :
Ø  Guru fokus pada materi pembelajaran.
Ø  Guru memberikan perhatian khusus pada anak yang mengalami kesulitan.
Ø  Guru memberi motivasi pada anak saat pembelajaran berlangsung.
2.      Langkah-langkah pembelajaran
a.       Kegiatan awal
-          Berdo’a, mengucap salam bersama.
-          Guru meminta anak melengkapi surat-surat pendek.
-          Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b.      Kegiatan inti
-          Guru mengadakan tanya jawab  nama-nama benda yang ada di sekolah jenis-jenis benda di sekolah, dan tempat benda-benda  di sekolah.
-          Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
-          Guru member lembaran tugas.
c.       Kegiatan akhir
-          Guru menanyakan tanya jawab tentang kegiatan satu hari.
-          Guru member tugas pekerjaan rumah.
b.      Pelaksanaan siklus II
1.      Pembelajaran siklus II dilaksanakan tanggal 24 Oktober 2016 dengan tujuan “Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui kegiatan mewarnai”. Pada siklus ini tindakan yang dilaksanakan adalah :
Ø  Guru memotivasi anak saat pembelajaran berlangsung untuk mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai.
Ø  Guru memberi perhatian khusus anak yang mengalami kesulitan.
Ø  Guru memberi rangsangan supaya anak muncul pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti.
2.      Langkah-langkah pembelajaran
a.       Kegiatan awal
-          Berdo’a bersama, mengucap salam dan absensi.
-          Guru meminta anak melengkapi surat-surat pendek.
-          Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.      Kegiatan inti
-          Guru mengadakan tanya jawab, nama-nama benda yang ada di rumah, jenis-jenis benda di rumah.
-          Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
-          Guru memberi lembaran tugas.
c.       Kegiatan akhir
-          Mengadakan tes tanya jawab.
-          Guru memberi tugas pekerjaan rumah sebagai pengayaan.
3.      Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh penilai yaitu AHMAD SOLEH, S.Pd dan supervaisor 2 yaitu RIA SUSILOWATI, S.Pd.I dengan hasil terlampir.
4.      Refleksi
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan. Proses refleksi ini memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan PTK. Dengan refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi pemantauan langkah tindakan selanjutnya.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Perbaikan pra siklus
a.       Kegiatan pembukaan
-          Berdo’a, mengucap salam dan absensi.
-          Tanya jawab macam-macam benda-benda di kelas
b.      Kegiatan inti
-          Anak menyebutkan benda-benda di kelas
-          Anak menyebutkan nama-nama benda di kelas, macam-macam benda di kelas.
c.       Kegiatan penutup
-          Bercakap-cakap tentang apa yang dikerjakan hari ini.
-          Berdo’a bersama.
2.      Perbaikan siklus I
a.       Kegiatan pembukaan
-          Berdo’a, mengucap salam.
-          Tanya jawab,  macam-macam benda didalam kelas.
b.      Kegiatan inti
-          Anak menyebutkan benda-benda yang ada di kelas.
-          Anak menyebutkan kegunaan benda-benda di dalam kelas.
c.       Kegiatan penutup
-          Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini.
-          Menyanyikan lagu “jika pulang sekolah”.
-          Berdo’a bersama.
3.      Perbaikan siklus II
a.       Kegiatan pembukaan
-          Berdo’a bersama, mengucap salam
-          Tanya jawab macam-macam benda didalam rumah.

b.      Kegiatan inti
-          Anak menyebutkan aturan makan. Dam menyebutkan alat-alat memasak.
-          Anak menyebutkan nama-nama benda di rumah, macam-macam benda di rumah, dan tempat untuk menyimpan benda di dalam rumah.
c.       Kegiatan penutup
-          Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini.
-          Bernyanyi lagu “jika pulang sekolah”.
-          Membaca “janjiku sepulang sekolah”.
-          Berdo’a bersama.

Daftar nilai pra siklus
No
Nama Anak
L/P
Nilai
No
Nama Anak
L/P
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Atin
Argi
Cinta
Cika
Farhan
Fikri
Fahri
Fendi
Juniansyah
Kayla
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
A
C
A
B
B
C
C
C
B
A
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mustofa
Noha’
Panji
Pian
Riski
Silvia
Suci
Kohar
Ridho
Vriniara
L
P
L
L
L
P
P
L
L
P
C
A
C
C
A
C
A
C
B
B


Daftar nilai siklus I
No
Nama Anak
L/P
Nilai
No
Nama Anak
L/P
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Atin
Argi
Cinta
Cika
Farhan
Fikri
Fahri
Fendi
Juniansyah
Kayla
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
A
B
A
A
A
B
B
C
B
A
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mustofa
Noha’
Panji
Pian
Riski
Silvia
Suci
Kohar
Ridho
Vriniara
L
P
L
L
L
P
P
L
L
P
C
B
C
C
A
A
A
C
B
B

Daftar nilai siklus II
No
Nama Anak
L/P
Nilai
No
Nama Anak
L/P
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Atin
Argi
Cinta
Cika
Farhan
Fikri
Fahri
Fendi
Juniansyah
Kayla
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
A
B
A
A
A
B
A
B
A
B
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mustofa
Noha’
Panji
Pian
Riski
Silvia
Suci
Kohar
Ridho
Vriniara
L
P
L
L
L
P
P
L
L
P
C
B
B
B
A
A
A
B
A
B

1.      Pra siklus
Sebelum diadakan perbaikan pada siklus I, diawali dengan proses mewarnai, penguasaan anak terhadap materi, menunjukkan bahwa dari 20 anak yang mendapatkan nilai B hanya 11 anak, jika dihitung dengan persen dari jumlah 20 anak maka 55% yang sudah mencapai pengembangan.
Dari data diatas, peneliti menyajikan dalam bentuk table frekuensi nilai berikut :
Tabel I
Hasil frekuenasi kreativitas anak kelompok A sebelum perbaikan
No
Kategori
Jumlah Anak
Ket. Nilai
1
2
3
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
6 anak
5 anak
9 anak
10
8
6
Jumlah
20 anak


Tabel II
Hasil frekuenasi kreativitas anak kelompok A
Siklus I
No
Kategori
Jumlah Anak
Ket. Nilai
1
2
3
A = Sangat Baik
B = Baik
C= Cukup
8 anak
7 anak
5 anak
10
8
6
Jumlah
20 anak


2.      Penelitian Siklus I
Setelah mengetahui hasil proses belajar mengajar sebelum perbaikan yang hasilnya belum memenuhi standar ketuntasan (75%), Maka Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dengan menggunakan media yang jelas (contoh gambar benda-benda di kelas) yang lebih baik dan benar. Dengan kegiatan mewarnai dan memberikan tugas maka hasilnya meningkat yaitu yang mendapatkan nilai B menjadi 11 anak.

Tabel III
Hasil frekuenasi kreativitas anak kelompok A
Siklus II
No
Kategori
Jumlah Anak
Ket. Nilai
1
2
3
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
10 anak
9 anak
1 anak
10
8
6
Jumlah
20 anak


Gambar I
Hasil frekuensi kreativitas kelompok A
Siklus I
Grafik siklus I


Gambar II
Hasil frekuensi kreativitas kelompok A
Siklus II
Grafik siklus II


Tabel III
Hasil evaluasi kreatifitas kelompok A
Siklus I dan siklus II
No
Kategori
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Huruf
Jumlah
Huruf
1
Kemampuan sesuai indicator
8
A
10
A
2
Kemampuan sedang atau rata-rata
7
B
9
B
3
Belum sesuai indicator
5
C
1
C
Jumlah
20
100%
20
100%
Persentase
75%

95%


            Dalam table dapat diketahui bahwa perbaikan kreatifitas menggunakan kegiatan mewarnai media gambar yang dilakukan kelompok A di PAUD Bina Bangsa telah berhasil dengan baik dalam 2 siklus. Hal itu terbukti sudah mencapai 50% kreatifitas cukup 45% kreatifitas kurang 5%.
            Berdasarkan refleksi dari data penemuan dikatakan bahwa dengan meningkatkan kreatifitas melalui kegiatan mewarnai di PAUD Bina Bangsa kelompok A sudah mempunyai kemampuan tentang materi yang bisa disampaikan oleh guru yang memberikan pembelajaran walaupun belum mencapai ketuntasan secara optimal yaitu baik 100% dari jumlah anak 20 orang.

3.      Penelitian Siklus II
Dengan mengamati hasil perbaikan pembelajaran pada siklus yang hasilnya belum memuaskan, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas siklus II dengan strategi pembelajaran yaitu mengadakan pendekatan komunikasi, dengan penyajian Tanya jawab materi, secara terbuka anak diajak memikirkan tugas seadanya sebagai latihan sebelum melakukan kegiatan mewarnai yang sebenarnya. Diamati dan dievaluasi pelaksanaannya anak mengamati media yang akan diwarnai, dan akan diberi tugas untuk melaksanakan tugas tersebut.
Kemudian diakhir pertemuan setelah dievaluasi hasilnya menunjukkan bahwa jumlah anak yang mendapatkan nilai baik dan cukup baik dan jumlah 20 anak yaitu mencapai 95%.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dengan melakukan kegiatan pembelajaran kemampuan motorik halus pada anak dalam kegiatan mewarnai pada anak kelompok A di PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan harapan.
2.      Dengan melalui kegiatan mewarnai dapat meningkatkan keaktifan anak kelompok A di TK PAUD Bina Bangsa Kecamatan Muara Sugihan ini dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase kemampuan motorik halus sebagai berikut :
a.       Pada hasil penelitian siklus pertama dari 20 anak yang mendapat nilai A = 8, B = 7 dan C = 5 75%
b.      Pada hasil penelitian siklus kedua dari 20 anak yang mendapat nilai A = 10, B = 9 dan C = 1 95%

B.     Saran
1.      Bagi guru diharapkan terus mengikuti perkembangan pembelajaran anak usia dini agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2.      Bagi sekolah pengelola pembelajaran hendaknya lebih banyak menyediakan alat peraga yang sesuai dengan jumlah anak dan lebih bervariasi.
3.      Bagi anak, agar meningkatkan keaktifan dalam berbagai kegiatan.
4.      Bagi orang tua, diharapkan berperan memberikan dukungan sarana dalam pelaksanaan kegiatan yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Gunarti, Winda.(2015). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
Nugraha, Ali.(2008). Pengembangan pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung.
Sujiono, Bambang dkk.(2014). Metode Pengembangan Fisik. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Suyanto. (2005).  Fungsi Motorik Halus. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardhani, IGAK. (2014). Penelitian Tindak Kelas.  Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka










Komentar

Postingan populer dari blog ini

COTOH FLOWCHART SEDERHANA PENDAFTARAN MAHASISWA BARU

CONTOH FLOWCHART SEDERHANA NAMA : M LEO ADI SAPUTRA NPM    : 011180153 FLOWCHART PENDAFTARAN MAHASISWA BARU FLOWCHART BERANGKAT KE KAMPUS Flowchart memiliki simbol- simbol tersendiri dari setiap anotasi- anotasi geometri yang digunakan. Beberapa simbol flowchart sering digunakan dalam pembuatan sebuah sistem, sedangkan lainnya jarang digunakan, kecuali dalam pembuatan proses yang komplek dan rumit. Terminal Point Symbol / Simbol Titik Terminal menunjukkan permulaan (start) atau akhir (stop) dari suatu proses. Flow Direction Symbol / Simbol Arus  adalah simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain (connecting line). Simbol ini juga berfungsi untuk menunjukkan garis alir dari proses. Processing Symbol / Simbol Proses  digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh komputer. Pada bidang industri (proses produksi barang), simbol ini menggambarkan kegiatan inspeksi atau yang biasa dikenal dengan simbol insp

Tutorial LTspice Kepepet tugas tapi Gokil

Foto Wedding kolase

M. Leo Adi saputra